Teori Gak Sih 01: Yaudah Jalanin Aja Dulu

Bukan Duo Serigala

Bukan Duo Serigala


Hidup ini memang indah, tapi tetep aja, pasti gak bakal seindah yang diharapkan. Karena kalau mau hidup indah, pasti ada usaha yang tertera di dalamnya. Dalam lirik lagu dari Fiersa Besari yang judulnya ‘Epilog’ juga bilang, “Hidup ini indah, bila kau mengikhlas yang harus dilepas, kau terlalu agung, tuk dikalahkan rasa sakit”. Nah, pada penggalan lirik lagu ini, “...bila kau mengikhlas yang harus dilepas...”, jadi satu contoh yang menunjukkan kalau mau hidup indah itu memang butuh yang namanya usaha. *Eaaa*

Puitis sedikit gapapa kali ya... *Skip skip*

Kita semua tau, kalau semua orang di dunia ini pasti berharap punya hidup yang bahagia. Tapi nggak semua dari mereka bisa dapetin konteks ‘bahagia’ yang sesungguhnya. Karena ada sebagian orang yang cuma ber-angan bisa punya hidup bahagia tapi tanpa adanya usaha keras. Yap, mau bahagia tapi gamau usaha. 

Ini adalah sebuah gambaran yang sangat amat bertolak belakang. Ibarat berharap konsep acara ‘Rumah Uya’ jadi acara cerdas cermat. Pasti susah, dan mungkin nggak  akan terwujud.

Bagi gua sendiri, salah satu yang lumayan fenomenal dari jenis hal kayak gitu adalah kalimat “Yaudah jalanin aja dulu...”

Familiar kan sama kalimat ini?

Kadang lucu juga sih ketika denger ada orang yang bilang “Yaudah jalanin aja dulu”, padahal nyatanya nggak segampang “jalanin” doang. Kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” itu adalah sebuah cerminan dari ketidakyakinan seseorang atas apa yang dia tekankan, dan justru terlihat menyerahkan semuanya pada waktu. Sejenis kayak berharap hidup bahagia tapi tanpa usaha.

Kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini sendiri sangat identik sama sebuah hubungan percintaan seorang manusia, di mana biasanya, seorang pria akan bilang kepada wanitanya “Kamu gausah takut, kita jalanin aja dulu hubungan ini” dengan segenap keyakinan bahwa semua akan baik-baik aja. Padahal nyatanya nggak sama sekali. Malah perasaan dag dig dug kembang kucup  yang justru terus muncul ke permukaan hati. Tapi, walau identiknya dengan hubungan percintaan, sebenernya kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini sering juga dipakai untuk dijadikan jawaban dari sebuah keputusan. 

Menurut riset, “Yaudah jalanin aja dulu” ini adalah sebuah KONSPIRASI dari konsep PHP (Pemberi Harapan Palsu). Karena sesuatu yang diberikan dari kalimat sialan ini sama halnya dengan PHP, yaitu cuma angan-angan belaka.

Kalau ada yang nanya, “Sebenernya siapa sih pencetus 'Yaudah jalanin aja dulu' ini? Jadi penasaran deh...“

Eits... Intermezo dulu sedikit.

Pada dasarnya, semua hal yang saat ini dikenal orang banyak itu berasal dari zaman dulu. Begitu pula dengan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini, dan sangat menarik sekali untuk diterka gimana sih proses sejarahnya. Mungkin... Kalau dari perspektif gua, kalimat ini sebenernya bisa tercipta akibat kesalahpahaman yang terjadi di zaman ketika Christopher Columbus masih hidup. Karena catatan sejarahnya lumayan nyambung dan berkaitan sama pemaknaan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu“ itu sendiri.

Penasaran gak sih? *Geer banget lo kangkung*

Sebelumnya, yang belum pernah tau siapa itu Christoper Columbus, beliau adalah penemu benua Amerika. Secara singkatnya menurut sejarah yang gua kutip, Columbus merupakan seorang penjelajah dan navigator yang lahir pada 1451 di Republik Genoa, atau sekarang disebut Italia. Dan dia lalu memulai pelayarannya menuju benua Amerika pada 1493.

Nah, jika balik lagi menerka awal mula sejarah kalimat “Yaudah jalanin aja dulu“, asumsi gua menunjukkan bahwa sebenernya ada satu hal krusial yang nggak sempat tercatat di buku sejarah manapun soal cerita Columbus sebelum berhasil menemukan benua Amerika. Satu hal krusial itulah yang mungkin jadi awalan konsep kalimat "Yaudah jalanin aja dulu" ini bisa tercipta. Jadi menurut bayangan gua, satu hal yang nggak tercatat sejarah itu begini ceritanya...

Semua itu bermula kira-kira 600 tahun yang lalu. Saat itu, Columbus sedang menyiapkan para awak kapal yang diharuskan mampu berlayar selama bertahun-tahun demi menemukan sesuatu yang spesial setelah menjelajahi luasnya lautan. Bersegeralah mereka mempersiapkan segala kebutuhan. Nah, ketika semua persiapan telah siap, si Columbus memerintah dengan berteriak, “Ayo! Semua awak naik kapal! Kita akan menemukan sesuatu yang spesial di lautan sana!”

Semua awak kapal pun akhirnya naik. Tapi, karena jumlah awaknya banyak, kapal jadi terlihat gaduh dan hal itu secara tidak langsung mengubah mood si Columbus. Lalu seketika, terlihat ada satu awak kapal, sebut saja si kampret, yang bersemangat dan punya rasa penasaran besar karena ingin mengetahui ‘apa sih sesuatu yang spesial itu’.

Si kampret itu pun dengan polosnya langsung berteriak bertanya kepada Columbus, “Ketua kapal, memang sebenarnya sesuatu apa sih yang spesial di lautan sana?”

Sambil menoleh kebelakang, dengan nada yang tinggi dia menjawab, “Saya ini ketua kelas goblok, disitu tuh ketua kapal!”

Si kampret kaget dan meresponnya dengan wajah yang panik kayak seekor lembu yang lagi buang air, “Oh... Ma..af... Saya salah ya... He he he...”

Ternyata si kampret itu tadi salah bertanya, dan sambil menahan malu akhirnya dia berjalan ke tempat yang ditunjukkan seorang ketua kelas tersebut dan sontak menanyakan hal yang sama kepada Columbus.

“Ketua kapal (Columbus), memang sebenarnya sesuatu apa sih yang spesial di lautan sana?”

Karena si Columbus merasa moodnya jadi berantakan akibat kegaduhan di dalam kapal tadi, ia pun dengan spontan menjawab, “Yaudah kita jalanin aja dulu... (suara lanjutannya samar terhempas bunyi angin laut).”

Sebenarnya, si Columbus mengatakan, “Yaudah jalanin aja dulu perjalanan ini, kita akan berangkat ke sebuah daratan spesial di barat sana!”, tapi karena suara lanjutannya tidak terdengar jelas, si kampret hanya menyimpulkan sampai kalimat “Yaudah jalanin aja dulu...”

Akibatnya, selama perjalanan, si kampret itu tadi malah makin penasaran, dan merasa jawaban dari Columbus terus melekat di dalam pikirannya. Ia jadi terus-terusan merenung dan memikirkan ‘sesuatu yang spesial di lautan sana’ selama berlayar dengan mengkombinasikan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” itu tadi.

“Aduh saya bakal nemu apa ya di sana, apa ya... Kayaknya jalanin aja dulu. Apakah saya bakal menemukan monster, atau saya justru menemukan hidayah ya di sana... Kayaknya jalanin aja dulu...” ungkap si kampret dalam hati.

Minggu demi minggu pun berlalu, bulan demi bulan juga berlalu, dan akhirnya sampailah pada setahun lamanya mereka berlayar di lautan. Setelah setahun berlayar itu, akhirnya Columbus dan para awak berhasil menemukan sebuah daratan yang luas yang belum pernah diketahui sebelumnya, dan si kampret tadi dengan sangat takjub merasa jika penemuan ini adalah hal yang tak terlupakan dalam sejarah hidupnya.

“Saya kira hidayah, ternyata hal spesial ini adalah daratan!” kata si kampret yang ekspresif.

Tapi, karena kalimat “Yaudah kita jalanin aja dulu...” masih berbekas di otak si kampret, ia pun menanamkan prinsip ke dalam hidupnya untuk melakukan segala sesuatu harus disertai dengan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu”. Jadilah kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini diturunkan dari generasi ke generasi dan jadi fenomenal sampai sekarang ini.

“Mulai sekarang, apapun itu, yang penting jalanin aja dulu...”

Halah kampret.

Ternyata sejarah juga bisa jadi begitu sangat absurb kalau benar-benar ada kejadian seperti itu. *Jakun lu absurb*

“Ih, apaansih gak segitunya juga kali“ 

“Ih, jangan berlebihan deh

“Ih, lagian gak ngaruh-ngaruh amat“ 

*Ih ih ih... Ya ampun*

Wah tahan dulu emosinya, karena gua punya satu fakta yang bisa menjawab semua nyinyiran itu. Soalnya, gua sendiri sempat membuat survey ala-ala untuk mengetahui seberapa banyak korban dan tersangka penggunaan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini dari 25 orang pria dan 25 orang wanita secara bertahap. Dan ternyata hasilnya sedikit mengejutkan...

Survey Ala-Ala
Persentase Survey dari 25 Pria
Persentase Survey dari 25 Wanita


Bisa dilihat sendiri, ternyata faktanya, kaum pria lebih dominan jadi tersangka ketimbang kaum wanita. *Wow amenying*

Meskipun begitu, sebenernya memang nggak ada yang tau pasti siapa sih pencetus kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini. Tapi yang jelas, dampak dari penggunaan kalimat ini bisa berakibat fatal untuk para penerimannya (Korban). Karena biasanya, para penerima (Korban) kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini akan sangat berharap mendapatkan sesuatu yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Tapi, karena mendengar kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini seperti sebuah teka-teki kebahagiaan, para penerimanya (Korban) cenderung menerima dengan lapang dada. 

Padahal, tingkat kepastian dari kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini sangat sedikit, sama persis sedikitnya kayak paha kaki ayam KFC yang kurang nutrisi.

Kalimat sialan ini memang nyatanya bikin bingung semua pihak. Bahkan, gara-gara denger kalimat "Yaudah jalanin aja dulu" ini, Lionel Messi juga bakal seketika beralih profesi jadi tukang mancing cumi-cumi. Sungguh efek yang sangat suram sekali. *Apasih*

Oke skip.

Maka dari itu, dengan melihat hasil survey tadi, sepertinya pun bisa disimpulkan bahwa akan amat susah buat para penerima (Korban) untuk menerka hal apa yang sebenernya bakal didapatkan dari kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini.

Sebelum membahas solusi, cara untuk bisa mengetahui seluk beluk semua ini adalah dengan memahami jenis-jenis dan situasi si pembuat (Tersangka) kalimat “Yaudah jananin aja dulu” dari tipe-tipe yang sudah gua kategorikan.

Gua ber-TEORI bahwa orang yang menggunakan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini sebenernya cuma ada tiga tipe, yaitu orang dengan keyakinan yang ragu-ragu, orang yang terlanjur mengambil keputusan dan orang yang tidak tahu apa-apa.

Mari ditelaah dengan seksama TEORI ini, dan gua akan kasih beberapa contoh kasus dari penerapan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu...”

Orang dengan keyakinan yang ragu-ragu

Kategori yang pertama ini, mencerminkan seseorang yang hanya setengah matang dalam mengambil keputusan dengan berkata “Yaudah jalanin aja dulu” tanpa kesiapan mendapatkan sesuatu hal di luar ekspektasinya. Biasanya tipe seperti ini sering mengalami kelabilan di tengah-tengah proses keputusannya. Jadi, kalau ada yang pernah merasa diberi kepastian dengan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” oleh orang yang penuh dengan kelabilan, sudah dipastikan berarti orang tersebut termasuk ke dalam kategori ini.

Orang yang terlanjur mengambil keputusan

Kategori yang kedua ini bisa dibilang mainstream. Entah siapa yang pertama kali menerapkan konsep “Yaudah jalanin aja dulu” ini, tapi gua sendiri berpendapat kalau rata-rata pengguna kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini adalah seorang yang telah terlanjur mengambil keputusan dan sedang mencari alasan dengan mengulur waktu. Ciri-ciri orang dari kategori ini adalah sering memanfaatkan momen-momen tertentu untuk mengakhiri keputusannya. Karena tipikal orang dari kategori ini adalah orang yang merasa ‘terlanjur’ dalam melakukan sesuatu, maka dari itu kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini berfungsi menjadi tameng penutup rasa gengsi akibat kesalahan mengambil keputusan.

Orang yang tidak tahu apa-apa

Kalau orang dari kategori yang terakhir ini terbilang parah. Soalnya, orang dari kategori ini lebih cenderung ke arah ‘sok tahu’ ketimbang menyerahkan semua halnya kepada kalimat “Yaudah jalanin aja dulu”. Biasanya, orang jenis ini bisa terlihat ciri-cirinya ketika dia menjalani serangkaian proses dari sebuah keputusan yang telah dibuat.

Contoh-contoh kasus penerapan kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” :

1. Saat ada seorang cowok yang jadian sama mantan temennya... Lalu seketika si cewek merasa takut, dan langsung bilang, “Kalau ketauan sama orang-orang gimana?” Si cowok membalas dengan gagahnya, “Nggak usah takut, aku udah yakin kok, kita jalanin aja dulu...” Tapi, setelah 10 hari, ternyata hubungan mereka diketahui banyak orang dan rasa gelisah menyelimuti perasaan si cowok. Akhirnya si cowok minta putus dengan bilang, “Maaf tapi aku gamau kehilangan temen cuma karena masalah ini.” *Sungguh teguh sekali pendiriannya*

2. Bisa juga terjadi pada cewe yang terlanjur mengambil keputusan ‘iya’ saat mantan cowoknya ngajak balikan. Lalu ketika si cowok mengumbar janji nggak akan putus selamanya, si cewek cuma bilang, “Gausah janji, kita jalanin aja dulu”. Tapi, dua jam kemudian si cewek udah ngerasa nggak nyaman setelah bilang ‘iya’ karena si cowok ternyata punya kebiasaan baru selama ini, yaitu menjilat sendok pacarnya sebelum makan bersama. Dengan berbalut perasaan yang bergejolak, “Anying naha aing bilang ‘iya’, salah ngomong, geleuh ih!”, si cewek tersebut sontak mencari-cari momen yang pas untuk mengakhiri keputusannya.

3. Sering terjadi kepada mahasiswa yang menganggap ‘santai’ soal kuliah dan skripsinya. Demi sebuah ketenangan jiwa, mahasiswa selalu meyakinkan diri dengan kalimat “Yuadah santai lah, jalanin aja dulu” setiap harinya. Karena menyerahkan semua urusannya pada seonggok kalimat tersebut dan nggak ada sedikitpun niatan usaha keras, alih-alih berharap dapat hasil maksimal, hasil akhirnya justru buruk dan seadanya. Menyesal tiada akhir pun jadi realita di kemudian hari, “Aduh kalo gitu kemaren gua belajar sebelum ujian, ah nyesel malah main kelereng!” *Tanda-tanda jadi mahasiswa immortal (baca: abadi)*


Ternyata, terlihat agak lumayan rumit juga masalah ini.

Tapi walaupun begitu, gua nggak akan menutup tulisan ini tanpa solusi pasti. Karena nggak cuma cewek aja yang butuh kepastian, solusi juga sama, harus PASTI. *Tsah sa ae lu NURDIN (baca: Nutrisari Dingin)

Gua sendiri berprinsip kalau menanggapi segala sesuatu secara baik itu harus berdasarkan mengerti masalahnya dan memberi tau apa solusinya. Kalau cuma mengandalkan masalah yang dikulik tanpa solusi, itu percuma. Apalagi yang mencari dan memberi solusi tanpa tau masalahnya, ini lebih parah lagi. Maka, sama halnya dengan menyikapi kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” ini, kita sangat butuh untuk tau masalahnya dan apa solusinya. *Kita? Lo aja kali sama ketombe-ketombe di rambut lo*

Nah, masalah utama “Yaudah jalanin aja dulu” itu tadi tertuju pada dampak negatif yang ditimbulkan untuk para penerimanya atau bahkan pada penggunannya sendiri. Menilik hal ini, kalau dari perspektif gua, solusi terbaiknya adalah dengan merubah cara penyampaian kalimat “Yaudah jalanin aja dulu” menjadi “Yaudah USAHA aja dulu”. Ini 80% totally worth it asli no KW KW... *Malah endorse xianying* 

Teruntuk semua para korban dan tersangka, efek sugesti dari kata ”USAHA” itu sendiri bisa jadi penimbul rasa keinginan lebih untuk melakukan USAHA yang sesungguhnya. Daripada kata “Jalanin”, mau berusaha jalan kemana coba? Wisata alam? Apa traveling ke Ghana? Terbukti nggak jelas kan... *Muka lo gajelas kayak kabel*

Namun, nggak serta merta ketika bilang “Yaudah USAHA aja dulu” sikap kita langsung jadi berubah drastis. Nggak sama sekali. Soalnya, “USAHA” itu bukan cuma seonggok kata yang tiada artinya. Karena “USAHA” itu lebih mengartikan kepada diri kita untuk menerapkan konsep ‘teori dan praktek’ yang ada di dalamnya. Memang terlihat seperti sebuah materi yang ada di buku pelajaran Penjaskes sewaktu SMA, tapi justru inilah yang seharusnya dilakukan kalau mau mendapatkan sesuatu yang lebih jelas ketimbang angan-angan semata dari sebuah KONSPIRASI PHP.

Contohnya begini, orang yang ‘BUKA USAHA’ juga bakal gagal kalau nggak ada usaha yang diterapkan. Kebayang kan gimana jadinya dengan orang yang nggak ada usahanya sama sekali? Maka balik lagi, semua itu ya butuh yang namanya “U S A H A” bro. *Masa sih?*

Merasa semua itu sulit? “Yaudah, santai, yang penting USAHA aja dulu.”



“Kehabisan quotes bukan berarti tak ada motivasi...”
-Penulis-

Pesan ekstra :


Terlepas dari semua permasalahan yang ada di tulisan ini, gua mau menekankan kalau tahun 2018 itu 'udah dateng'. Teruntuk seluruh umat manusia (Termasuk diri gua sendiri)... Gua akan memberikan sedikit referensi untuk resolusi 2018. Jadi, mulailah untuk tidak bergantung pada manusia, karena kasian, nanti mereka keberatan. Apalagi banyak sekali sebagian dari mereka yang menjadi PHP, maka, doakanlah saja semoga yang PHP bisa punah di tahun baru ini. Lalu, mulailah untuk tidak bergantung pada waktu, karena waktu itu ibarat bubur ayam Cirebon, ‘cepet banget abisnya’. Apalagi bubur ayam Cirebon asli yang ada di kampung rambutan, enak banget. *Apasih* Tapi... Mulailah coba dari sekarang, untuk hidup dengan bergantung pada apa yang telah kita do’a dan usahakan, karena hanya do’a dan usaha lah yang selalu bisa kita ukur sendiri ‘kapasitasnya’. *Tsah*

You Might Also Like

3 komentar

  1. Sebetulnya kalimat "Yaudah jalanin dulu aja" juga tidak seburuk yang dibayangkan. Memang kalimat itu diucapkan dari orang yang belum tahu pasti tujuannya, namun kalimat itu juga menunjukan keinginannya untuk menjalani masa "Present" dengan baik terlebih dahulu selagi dia mempersiapkan masa "Future"nya yang masih belum ter arah. Memang terlihat masih sama buruk karna belum memiliki tujuan yang terarah. Namun ini lebih baik ketimbang orang yang tidak jelas tujuannya dan juga tidak menjalani masa yang ada dengan baik. Sebetulnya sama saja memang "Yaudah Usaha aja dulu." Mau usaha apa ? Usaha ternak buyur di perempatan bojongsoang ? Usaha dagang ayam warna warni di sd parapatan ? Hehe
    Salam dari tersangka "Yaudah jalanin aja dulu." yang tidak php dan yang menjalani kesempatan di depan mata dengan semampunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini contoh sudut pandang dari tersangka. Anda bilang, menjalankan masa depan selagi dia mempersiapkan masa depan? Anda di sini mengakui kalau itu sama buruknya. Berarti sudah jelas, "Yaudah jalanin aja dulu" ini cerminan dari ketidakyakinan dan hanya angan angan semata. Maka, kalau anda berfikir kalimat "USAHA" itu lebih tidak jelas, justru "USAHA" lebih menunjukkan kalau yang disampaikan akan diperjuangkan, ada BUKTI konkritnya, ketimbang harus bilang "Yaudah jalanin aja dulu" eh akhirnya gak sesuai harapan.

      Delete
  2. Bisa logis bisa ga tergsterga dari sudut pandang mata dijalankan. Sifatnya subjektif.

    ReplyDelete

Flickr Images